Jakarta – Situasi politik di Indonesia jelang pemilu 2024 tidak akan terlalu berpengaruh pada kondisi pasar ritel di Indonesia. Bahkan kinerja pasar ritel pada kuartal IV 2023 hingga kuartal 1 2024 diprediksi akan terus mengalami peningkatan, terutama dalam hal penjualan. Hal tersebut disampaikan Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparannya di Market Insight Research Impact of The 2024 Election.
“Pemilu kali ini tidak diperkirakan akan jauh berbeda dengan situasi dan kondisi pemilu sebelumnya. Bahkan ada potensi konsumsi yang dapat mendorong belanja terkait pemilu serentak berskala besar,” katanya.
Ia meyakini ekspansi ritel akan terjadi hingga Ramadhan atau menjelang Idul Fitri. Setelah itu ekspnasi akan mengalami perlambatan. Meski ada dalam tren positif, peritel asing tetap mengkhawatirkan adanya perubahan kebijakan bersamaan perubahan komposisi kepemimpinan nasional.
“Terlebih terkait aturan dalam Omnibus Law yang juga mengatur keberadaan ritel besar saat membuka outlet bisnis,” papar Ferry.
Terlebih dalam aturan Omnibus Law tersebut mencakup pembatasan ukuran dan skala gerai, radius bangunan mengenai bangunan terdekat lainnya, dan perizinan. Sebagai langkah antisipasi, peritel asing berupaya menyelesaikan proyeknya sebelum Pemilu berlangsung.
Perihal masuknya peritel asing sesuai dengan prediksi Cushman & Wakefield dalam dokumen Analisis Pasar Properti: Refleksi 2023 dan Proyeksi 2024. Firma layanan real estate tersebut menyatakan seiring berjalannya tahap pemulihan pasar ritel, beberapa brand internasional menunjukan ketertarikannya untuk masuk ke Indonesia dengan rencana ekspansi.


